Distribusi Air Pada Cabai: Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan.
Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia (mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas). Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat antikanker (Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980).
Selain itu kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang.
Salah satu faktor penting saat berbudidaya cabai adalah pengairan atau irigasi lahan. Pengairan yang baik dan tepat akan menghasilkan produksi buah yang lebih tinggi. Karena itu, penting untuk mengukur kebutuhan air pada tanaman cabai.
Pada observasi ini kami mengamati penggunaan air pada tanaman cabai dan distribusi penggunaan air dari batang utama ke percabangannya.

Observasi dilakukan pada 2 sampel tanaman cabai berusia 8 bulan. Pada tanaman cabai masing-masing memiliki 2 dan 3 cabang. Pengukuran penggunaan air dilakukan dengan menggunakan sap flow meter.

Instalasi sensor sap flow meter dilakukan pada batang utama dan masing-masing cabang. Pada tanaman cabai A memiliki 2 cabang dan pengamatan dilakukan selama 11 hari. Sedangkan pada tanaman cabai B memiliki 3 cabang dan pengamatan dilakukan selama 7 hari.
Hasil
*Pengamatan dilakukan selama 11 hari


*Penggunaan air selama 11 hari pengamatan

Konsumsi air pada tanaman cabai A selama 11 hari pengamatan yaitu 2,04 Liter dengan jumlah distribusi air ke cabang 1 sekitar 40% dan ke cabang 2 sekitar 60%.
*Pengamatan dilakukan selama 7 hari


*Penggunaan air selama 7 hari pengamatan

Konsumsi air pada tanaman cabai B selama 7 hari pengamatan yaitu 1,43 Liter dengan jumlah distribusi air ke cabang-1 sekitar 55%, cabang-2 sekitar 25% dan ke cabang-3 20%.
Kesimpulan
Hasil pengamatan pada dua sampel tanaman cabai menunjukan jumlah penggunaan air pada batang utama sama dengan total penggunaan air pada masing-masing cabang tetapi jumlah air yang distribusikan tidak sama pada setiap cabang.
Hal tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan air untuk tanaman melakukan transpirasi yang berbeda pada masing-masing cabang. Fluktuasi penggunaan air harian bergantung pada laju fotosintesis tanaman yang secara langsung berkaitan dengan kondisi lingkungan seperti radiasi PAR (Photosynthetically Active Radiation), suhu dan kelembaban.
Dengan menggunakan Sap Flow Meter (SFM1), kebutuhan penggunaan air pada tanaman dapat terukur dengan akurat.
Dengan mengetahui kebutuhan air pada tanaman cabai, sistem pengairan saat berbudidaya cabai dapat di optimalkan untuk menghasilkan produksi yang lebih tinggi dan kualitas buah yang lebih baik. Selain itu juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan biaya untuk operasional budidaya.