Aliran Sap Pohon Kelapa: Tanaman Kelapa (Cocos Nucifera) tersebar luas pada daerah beriklim tropis, tanaman ini merupakan salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Produksi berkelanjutan tanaman ini merupakan salah satu masalah kritis di mana ketersediaan sumber daya tanah dan air semakin terbatas sebagai akibat dari peningkatan pertumbuhan penduduk dan perubahan iklim.
Tanaman jenis palem besar yang tumbuh di lingkungan tropis yang hangat dan lembab sangat produktif dan mampu membuat area luasan daun lebih besar. Hal ini memungkinkan tanaman akan menggunakan air dalam jumlah besar. (Madurapperuma et al 2009)
Pengelolaan sumber daya air yang baik diperlukan untuk menunjang keberlangsungan produksi pada kelapa, salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi kebutuhan air pada tanaman.
Salah satu metode yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pengukuran laju aliran sap atau sap flow velocity. Metode ini merupakan salah satu metode langsung untuk mengukur kebutuhan air pada tanaman. Selain itu, metode ini juga dapat memberikan pemahaman lebih baik tentang fisiologi, ekologi dan produktivitas tanaman.
Observasi bertujuan untuk melihat pengaruh kondisi lingkungan terhadap aliran sap pada tanaman kelapa (Cocos nucifera) berumur ± 10 tahun.
Instrumen/alat yang digunakan
Metode yang digunakan
Pengamatan ini dilakukan pada tanaman kelapa yang memiliki tinggi sekitar ±12m. Sensor sap flow meter dipasang pada batang utama pada tinggi 150cm dari tanah dengan diameter batang pada lokasi instalasi sensor yaitu 20,7cm.
Pada lokasi pengamatan dipasang Automatic Weather Station untuk memantau kondisi lingkungan (Suhu Udara; Defisit Tekanan Uap; Radiasi Matahari). Pengamatan dilakukan selama 34 hari.
Hasil pengamatan







Analisa hasil pengamatan
Selama pengamatan kondisi pada siang hari (puncak transpirasi), kecepatan aliran sap pada pohon kelapa berkisar 5 -10cm/hr. Kondisi suhu lingkungan berkisar 24-34 °C, defisit tekanan uap 1-3 kPa, dan radiasi matahari 400-800 Watt/m².
Selanjutnya untuk analisa lebih lanjut mengenai hubungan antara kondisi lingkungan dan aliran sap pada pohon kelapa dilakukan analisa regresi linier sederhana dan berganda.
Analisa data dilakukan dengan melakukan klasifikasi kondisi lingkungan berdasarkan 3 kategori (Cerah, Berawan & Hujan).







Kesimpulan
Hasil pengamatan pada berbagai kondisi lingkungan menunjukan nilai R² > 0.9 pada regresi dengan ketiga variable lingkungan yang diukur. Hal ini menunjukan hubungan aliran sap pada tanaman sangat tergantung dengan kondisi lingkungan.